tirto.id - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) disebut menembaki pesawat Smart Air saat akan mendarat di Lapangan Terbang Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah.
Kapolda Papua, Inspektur Jenderal Polisi Mathius Fakhiri mengungkapkan pesawat Smart Air tersebut membawa tujuh personel Satgas Damai Cartenz. Penembakan itu terjadi sekitar pukul 07.15 WIT.
"Dari laporan yang diterima sempat terdengar enam kali bunyi tembakan," ucap Mathius dikutip dari Antara, Selasa 18 Juli 2023.
Mathius mengatakan proses pendaratan pesawat bisa dilalui dengan baik meski ada serangan. Sejurus dengan itu, tiada korban jiwa dalam insiden ini.
"Alhamdulillah pesawat berhasil mendarat dan pesawat terbang kembali ke Nabire setelah menurunkan tujuh personel Satgas Damai Cartenz," jelas Fakhiri.
Mathius menambahkan, kehadiran personel Satgas Damai Cartenz guna memperkuat pengamanan usai insiden penyerangan dan pencurian senjata api oleh OPM. Ia juga meminta masyarakat membantu aparat untuk merebut kembali senpi tersebut.
"Kami berharap masyarakat membantu dan menyerahkan kembali senjata api tersebut sehingga tidak disalahgunakan," imbuh Mathius.
Perampasan Senpi di Homeyo
Panglima Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Kodap VIII Intan Jaya, Undius Kogoya dan pasukannya mengaku bertanggung jawab atas dugaan pembunuhan polisi dan perampasan senjata api di Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah.
"TPNPB di bawah pimpinan Undius Kogoya telah berhasil bunuh seorang anggota intelijen Indonesia yang menyamar sebagai penjaga kios di Kabupaten Intan Jaya dan perampasan senjata di Distrik Homeyo, Sabtu, 15 Juli 2023," ujar Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom, dalam keterangan tertulis, Senin, 17 Juli.
TPNPB ingin masyarakat imigran Indonesia, yang berkepentingan bekerja segera setop dan kosongkan wilayah Intan Jaya.
"Jika ada yang main-main dengan peringatan TPNPB, maka kami siap eksekusi mati. Hal itu dilakukan atas perjuangan pembebasan bangsa Papua yang mendiami Bumi Papua dari Sorong sampai Merauke," tegas Sebby.
Senjata yang dirampas ialah satu pucuk SS1 beserta satu magazin berisikan 25 butir amunisi, yang merupakan investasi milik Polsek Homeyo. Pada 16 Juli, TPNPB dan aparat keamanan Indonesia pun sempat baku tembak.
Dalam keterangan terpisah, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Ady mengatakan, kejadian berawal saat anggota Polri bertemu dengan tokoh agama dan masyarakat terkait minta bantuan pencarian atas hilangnya senjata api yang diduga dirampas oleh kelompok bersenjata.
“Saat mengadakan pertemuan, tiba-tiba terdengar rentetan tembakan ke arah Polsek maupun Koramil Homeyo, sehingga anggota Polsek dan Koramil bertahan dan melakukan tembakan balasan,” tutur Benny, Senin, 17 Juli.
Kontak tembak terjadi kurang lebih 2 jam. Setelah itu TPNPB diduga bergerak ke Kampung Bilai. “Dalam kontak tembak tersebut tidak ada korban jiwa dari aparat TNI dan Polri maupun kelompok bersenjata,” sambung dia.
Saat ini Polda Papua tengah menyelidiki hilangnya senjata api milik anggota Polsek Homeyo itu.